• Jumat, 04 Juli 2025

Keluhan Pelaku Usaha Rumah Makan di Jalan Lintas Timur Way Jepara

Minggu, 20 Desember 2020 - 14.38 WIB
1.2k

Salah satu rumah makan yang berada di jalan lintas timur terlihat sepi pengunjung. Foto: Agus/Kupastuntas.co.

Lampung Timur, Kupastuntas.co - Setelah Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) terbangun membelah sebagian kabupaten yang ada di Provinsi Lampung, hingga saat ini sekitar empat tahun infrastruktur raksasa itu menjadi jalur utama penghubung antar Provinsi, khususnya bagi kendaraan roda empat.

Dibalik keberhasilan pembangunan JTTS di Provinsi Lampung, berdampak muram bagi pelaku usaha rumah makan khususnya yang berada di Jalan Lintas Timur.

Dalam pantauan, Kupastuntas.co saat berhenti di sebuah pinggir jalan lintas timur Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, dari arah Lampung Selatan menuju Palembang, di sisi kiri (barat) tedapat sebuah plang Rumah Makan "HR Putra". 

Pelataran rumah makan tersebut tampak luas kapasitas mobil yang bisa di parkir bisa mencapai 50 unit, namun siang itu sangat lengang hanya ada satu mobil tronton terparkir.

Seorang laki laki muda dengan pakaian rapi berwarna biru muda, duduk di depan teras rumah makan, tatapan nya memandang jauh kearah jalan lintas Sumatra, kedua tangan nya di letakan di atas meja tepat depan tempat duduk nya.

Rambutnya tampak rapi dan terlihat basah oleh polesan minyak rambut, bau parfum tercium harum menunjukan penampilan lelaki berkulit putih itu menunjukan bahwa dirinya sebagai pelayan dirumah makan harus berpenampilan rapi dan santun, karena selalu bertemu dengan banyak orang.

"Monggo masuk pak, silahkan ambil sendiri jika mau makan," ucap laki laki tersebut.

Di dalam ruangan tempat makan tampak beberapa paket tempat duduk yang lengang tanpa satu orang pun yang ada di dalam nya. 

Etalase tempat penyajian terlihat ikan lele, ayam, telur dadar, jenis ikan tawar lain nya masih terlihat menggunung di atas lempengan beling menyerupai piring, yang terpisah masih masing jenis, gambaran itu menunjukan belum adanya tangan  manusia yang 'menyomot' lauk lauk  tersebut.

"Dari pagi hingga pukul 14.00 WIB belum ada yang mampir mas, kalau pingin ngobrol sama bapak, bapak ada di rumah belakang mas silahkan," ucap laki laki itu dengan lembut sambil menunjukan jalan mengarah rumah pemilik usaha rumah makan tersebut.

Saat berjalan menuju ke belakang, di sisi kanan terdapat sebuah tempat peristirahatan para driver (sopir) ketika mereka berhenti di rumah makan tersebut lokasi itu biasa untuk rebahan melepas penat.

Namun kondisi teras dengan alas semen seperti sudah lama tidak tersentuh manusia butiran debu mulai menyebar di atas lantai tersebut, kondisi itu menggambarkan bahwa keberadaan rumah makan benar benar sepi dari pembeli.

Tepat di pendopo rumah berkonstruksi mewah terlihat seorang pria paruh baya dengan mengenakan peci, pria itu bernama Tohari, pemilik rumah makan HR Putra. "Monggo masuk mas," kata pria berwajah ramah itu.

Tohari menjelaskan dirinya mulai membuka rumah makan khas Jawa Timur, dan cara penyajian prasmanan itu  sejak 2008.

Ia menjelaskan sebelum terbangun nya JTTS dalam satu bulan pendapatan (omset) Tohari bisa tembus 100 juta namun dalam kurun 4 tahun terakhir ini, omset rumah makan Tohari turun hingga 60 persen.

"Iya itu mas setelah tol terbangun banyak kendaraan yang melintasi tol, sehingga pelanggan kami berkurang," kata Tohari.

Pria yang biasa di sapa pak Haji itu memastikan usaha rumah makan yang berada di pinggir jalan lintas timur Lampung Timur tidak akan bisa pulih seperti sedia kala, justru dirinya khawatir kedepan nya bisa saja tutup total seperti rumah makan lain nya.

"Sudah banyak rumah makan yang tutup, karena dampak jalan tol, seperti punya kawan yang ada di jalan lintas timur Kecamatan Labuhanratu, rumah makan nya dirubah menjadi toko bahan bahan bangunan," tutur Tohari.

Pria berperawakan gemuk itu, mencoba mencari solusi untuk mendirikan rumah makan di area jalan tol, namun hal itu diurungkan karena nilai sewa terlalu tinggi.

"Saya sudah sempat menawar di area kilo meter 20, wilayah Lampung Selatan tapi gak mampu saya nilai sewa nya tinggi," ungkap Tohari. (*)



Editor :