• Jumat, 04 Juli 2025

Di Tangan Toni Warga Lamtim, Limbah Kayu Diolah Jadi Karya Seni

Selasa, 08 Desember 2020 - 13.34 WIB
497

Tonggak kayu ingas, mulai tampak berseni, setelah tangan Toni menarikan pahatnya. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Lampung Timur, Kupastuntas.co - ketukan pahat dari tangan pria berambut 'gondrong' memantulkan suara berirama yang menggema di areal rumah konservasi Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhanratu, kayu usang jenis rengas (ingas), sepanjang kira kira 1,20 meter itu perlahan menjadi sebuah karya seni yang indah. 

Goretan alam dari tonggak kayu tua itu dengan kombinasi pahatan dari pria bernama Toni, menciptakan nilai seni yang luar biasa, kayu yang sudah lama terendam dalam rawa pinggir hutan Way Kambas kini menjadi benda yang memiliki nilai ekonomis.

"Saya disini sengaja dan diminta untuk mengajari kawan kawan Kelompok Sadar Wisata, cara mengukir kayu untuk dijadikan berbagai objek karya seni, seperti jenis satwa, dan rupa manusia," kata Toni Selasa (8/12/2020).

Rumah konservasi yang ada di ujung Desa Labuhanratu VII, yang berdampingan langsung dengan hutan, menjadi pusat berlatih dalam bidang seni pahat oleh pemuda kelompok sadar wisata (Pokdarwis), ide ide kreatif itu muncul setelah adanya pembinaan sumber daya manusia (SDM) dari berbagai pihak mitra TNWK terhadap warga pinggir hutan.

Tampak terlihat beberapa buah tonggak kayu ingas yang baru saja di ambil dari rawa rawa, yang awalnya tonggak itu tidak bernilai, artinya sebagian warga hanya memanfaatkan untuk keperluan kayu bakar.

"Itu masih banyak tonggak ingas nya, nanti semua bakal kita pahat untuk dijadikan benda yang berseni, dan memiliki harga ekonomis," terang Toni.

Toni mengaku dirinya sebenarnya bukan anggota Pokdarwis di Desa Labuhanratu VII, melainkan warga Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, namun karena Toni memiliki kepiawaian dalam memainkan pahat di atas kayu, sehingga ilmu yang dimiliki disalurkan kepada anggota Pokdarwis tersebut.

"Ya saya sifatnya hanya memberikan teknik memahat untuk menciptakan sebuah karya seni yang bermanfaat yang nanti bisa dijual untuk penghias ruangan rumah," ungkap Toni.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Desa Labuhanratu VII, Basuki Rahmat mengatakan saat ini dirinya fokus membina sejumlah anggotanya untuk menciptakan kearifan lokal dari karya tangan tangan anggota Pokdarwis. Ke depan harapan Basuki setelah karya anggota Pokdarwis sudah layak dipasarkan dengan hasil yang maksimal, maka diminta pihak Pemerintah setempat bisa membantu memasarkan.

Bahkan konsumen bisa memesan karya seni bentuk apapun, semisal ukiran bermotif badak, gajah dan lainya. "Kami juga akan membantu mempromosikan keberadaan gajah dan badak yang ada di TNWK, melalui ukiran di atas kayu, sebagai bentuk kearifan lokal," ujar Basuki.

Kepala Dinas Pariwisata Lampung Timur Junaidi mengaku dengan kehadiran badak di TNWK, bisa menambah icon daerah yang tidak dimiliki daerah lain, dan juga dengan adanya penggiat kreativitas pembuatan cindera mata berupa patung badak, gantungan kunci dan batik tulis yang berciri khas kearifan lokal tentu menjadi nilai seni tersendiri.

"Nanti akan kami lihat hasil karya karya anak anak muda pinggir hutan, jika sudah maksimal dan layak untuk di pasarkan kami akan jadikan sebagai oleh oleh tamu kami, tentunya cindera mata yang berhubungan badak dan gajah karena dua satwa itu icon besar bagi Provinsi Lampung," tutur junaidi. (*)

Video KUPAS TV : Ratusan Pengguna Jalan Tol Lampung Disetop, Dapat Kopi Dan Makan Gratis!

Editor :