• Senin, 07 Oktober 2024

Harga Kopi di Lampung Barat Berangsur Naik

Minggu, 19 Juli 2020 - 13.08 WIB
1.5k

Elsif Tiananda salah satu pemilik mesin giling kopi di Lampung Barat. Foto: Iwan/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Harga Kopi yang merupakan salah komoditas unggulan di Kabupaten Lampung Barat ini akhirnya berangsur naik. Menyambut adanya peningkatan harga jual kopi tersebut, sejumlah petani mulai menggilihg hasil panennya.

Dikunjungi dilokasi penggilingan, Elsif Tiananda salah satu pemilik mesin giling kopi mengaku bahwa sepekan terakhir  mulai banyak petani yang menggiling hasil panennya untuk dijual. Ia meyebut hal itu dikarenakan harga kopi mulai mengarah ke harga stabil.

Biasanya jelas Elsif, harga kopi kualitas asalan hanya di angka 17.000 -17.500 Ribu Perkilonya, sedangkan saat ini ada yang sudah mencapai harga 18.200 dengan kualitas kopi yang sama.

"Sudah satu minggu terakhir ini harga Kopi mengalami kenaikan dan ini merupakan kabar gembira bagi petani kopi. Biasanya petani yang menggiling kopi untuk dijual hanya satu karung atau sekitar 30-40 Kilo jika sudah menjadi biji kopi siap jual dan sekarang ada yang sudah menggiling serta menjual kopi nya di atas 500 Kilo," kata Elsif, Minggu (19/7/2020).

"Sebelumnya petani memilih untuk menyimpan hasil panen karena harga masih terlalu rendah dan dampak nya usaha penggilingan miliknya pun ikut sepi, sehingga mudah-mudahan harga kopi bisa stabil seperti biasanya yakni mencapai harga 20 sampai 22 Ribu perkilo," harapnya.

Terpisah, Kepala bidang Perkebunan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) setempat, Sumarlin dikonfirmasi melalui sambungan selulernya mengatakan jika harga kopi merupakan hukum pasar internasional dan sesuai dengan basis atau kualitas kopi itu sendiri.

"Pemerintah tidak ada kekuatan untuk menaikkan harga kopi, karena harga kopi tersebut mengikuti harga internasional, jadi kita lebih ke penguatan petani untuk meningkatkan produksi dan mutu kopi itu sendiri," ungkap Sumarlin.

"Biasanya, harga normal kopi per kilo di kalangan petani 20 sampai 23 ribu, namun dengan kondisi saat ini, wajar jika petani menuntut harga yang lebih tinggi karena memang tantangan petani saat ini yaitu meningkatnya kebutuhan," pungkas Sumarlin. (*)

Editor :