• Jumat, 26 April 2024

TPA Bahway Olah limbah Hortikultura menjadi Pupuk Organik

Rabu, 08 Juli 2020 - 19.05 WIB
259

Foto: Doc/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Selain terkenal dengan penghasil biji kopi robusta, Kabupaten Lampung Barat juga dikenal sebagai penghasil aneka jenis budidaya tanaman kebun (Hortikultura).

Sebagai daerah central sayur-mayur yang berkontribusi memasok kebutuhan hingga luar daerah, sehingga tak terelakkan bahwa Lampung Barat mempunyai limbah sayuran dalam bilangan besar.

Keberadaan limbah hortikultura agar tidak terbuang sia-sia dan mempunyai nilai ekonomis, pihak TPA Bahway berupaya mengolahnya untuk menjadi pupuk organik.

Kepala UPT TPA Bahway, Raden Budi saat diwawancara Kupastuntas.co mengatakan, pupuk organik padat berbahan baku limbah Hortikultura buatan TPA bahway telah berjalan sejak 2 tahun silam. "Telah banyak dicoba oleh perorangan dan kebutuhan internal pemerintah Daerah," kata Budi.

Dalam membuat pupuk organik padat tidak terkendala bahan baku, namun yang menjadi hambatan untuk rutin memproduksi masih terkendala pemasaran. Karena belum ada promosi dan untuk promosi masih memerlukan legalitas sebagai jaminan terhadap konsumen.

"Kami akan koordinasi ke pihak terkait untuk mengetahui kadar dan jenis kandungan yang ada dalam pupuk. Intinya untuk memudahkan pemasaran kita," jelas Budi.

Budi mengaku pernah berupaya menguji kandungan pupuk organik buatan TPA Bahway ke salah satu laboratorium perguruan tinggi di Bandar Lampung, namun terhenti. Sehingga belum ditindak-lanjuti dan belum diketahui hasilnya.

Terpisah Peratin Sukarame, Kecamatan Balik Bukit, Takzim mengatakan, ditempatnya merupakan salah satu tempat penghasil sayur-mayur dan mendukung jika ada solusi pemanfaatan limbah, yang menurutnya selalu ada dalam jumlah yang cukup banyak. "Kalau memang limbah sayuran dari petani bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk pupuk atau ternak saya yakin tidak akan terkendala bahan baku karena Daerah sini memang centralnya.

Namun yang harus disiasati pola pemasaran dan produksinya agar tidak terkendala. "Tentang langkah dan strategi pengembangan tentu harus bersinergi dengan banyak pihak," ujar Takzim. (*)