• Sabtu, 05 Oktober 2024

Fantastis! Perputaran Uang di Lumbok Seminung Capai 8 Miliar Perbulan

Kamis, 12 Maret 2020 - 15.07 WIB
622

Plt Kepala dinas perikanan Kabupaten Lampung Barat, Padang P.U saat memberi keterangan, Foto: Iwan/Kupastuntas.co

Lampung Barat - Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat yang berada di bawah kaki Gunung Seminung terkenal sebagai pembudidaya ikan jenis nila dengan kualitas rasa karena berbeda dengan kebanyakan ikan nila di tempat lain.

Selain terkenal dengan ikan nila yang memiliki tekstrur daging yang empuk, juga indahnya pemandangan danau Ranau yang menjadi icon dan daya tarik tersendiri di Kecamatan ini. Dibalik itu semua, siapa sangka adanya danau mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Keramba Jaring Apung (KJA) yang ada.

Dinas perikanan setempat mencatat, ada 450 KJA dengan 109 pemilik yang mampu menghasilkan rata-rata 2 sampai 4 ton ikan jenis nila per harinya yang dikalkulasi mencapai sekitar 90 sampai 100 ton dalam setiap bulannya.

Plt Kepala dinas perikanan Kabupaten Lampung Barat, Padang P.U, mengataan, bahwa angka itu dihitung berdasarkan ikan yang keluar untuk konsumsi atau yang terjual saja, sehingga daya ekonomi yang tumbuh dari sektor budidaya ikan cukup siknifikan.

"Dari produksi harian itu, kita asumsikan perputaran uang untuk mengangkat nilai ekonomis pembudidaya dan masyarakat satu bulan bisa menyerap sekitar 500 smpai 600 ton pakan, artinya selama satu bulan untuk sektor pakan saja jika dihitung harga Rp10.000 ada perputaran uang sekitar Rp6 miliar," ungkapnya.

"Itu di sektor pakan saja, belum ikannya, kita hitung saja dengan harga Rp25.000, jika 100 ton perbulan artinya ada angka tambahan Rp2,5 miliar. Jadi dengan produksi yang ada dan konsumsi total ada perputaran uang termasuk pakan sekitar Rp6 miliar sampai Rp8 miliar perbulan di Kecamatan Lumbok Seminung ini," timpal Padang.

Untuk serapan tenaga kerja, lanjut Padang, semuanya menggunakan tenaga asal Kecamatan itu saja, sekitar 300 sampai 500 orang. "Hitungannya kalau satu pemilik punya tiga tenaga kerja dikali 109 pemilik, sedangkan yang punya banyak keramba bisa menggunakan puluhan tenaga kerja," pungkasnya. (*)