Cuaca Buruk, Petani Cabai di Tanggamus Terancam Gagal Panen
Tanggamus-Dampak cuca buruk yang ditandai hujan dan angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Tanggamus, membuat sebagian petani cabai di Kabupaten Tanggamus, mengalami gagal panen.
Hal ini disebabkan bunga dan buah cabai rontok, serangan hama dan penyakit juga menyerang tanaman cabai.
Hujan disertai angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini berimbas buruk pada tanaman cabai, baik cabai besar (cabai merah) maupun cabai rawit. Hama trips sejenis tungau merusak bagian bunga, dan menyebabkan buah cabai rontok.
Padahal harga cabai merah maupun cabai rawit di tingkat petani saat ini berada dikisaran Rp40 ribu per kilogram
Pantauan di Kecamatan Kotaagung Timur, Gisting dan Sumberrejo, ditemui banyak tanaman cabai milik petani membusuk akibat diterjang hujan. Bahkan ada tanaman cabai petani yang belum sempat dipanen namun keburu mati.
Untung (55), salah seorang petani di Pekon Talang Rejo, Kecamatan Kotaagung Timur mengaku bingung dan resah melihat kondisi tanaman cabainya, yang kini tengah memasuki masa panen. Cabe rusak lantaran curah hujan yang masih tinggi, sejak awal tahun hingga hari ini.
Hampir satu hektare tanaman cabai miliknya mengalami kerusakan mulai rusak, rontok dan mati.
“Mungkin karena akibat terlalu banyak hujan menyebabkan akar tanaman menjadi busuk.Tanaman cabai milik saya mulai layu dan bunga serta buahnya rontok, bahkan mati" kata dia, Rabu (22/1).
Menurutnya, tanaman cabai baru saja berbuah dan akan memasuki musim panen, namun akibat diguyur hujan, banyak tanaman layu dan buahnya membusuk. Kondisi ini membuat dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. “Saya hanya pasrah, karena tanaman cabai mati meski telah dilakukan penyemprotan dengan sejumlah obat-obatan,” keluh Untung.
Hal senada juga diungkapkan Heru, petani di Pekon Argomulyo, Kecamatab Sumberejo. Menurutnya, saat terjadi hujan yang berlebihan, tanaman cabai memang sangat rentan terserang penyakit, khususnya penyakit busuk batang. Akibat serangan penyakit yang disebabkan jamur ini membuat buah cabai rontok.
“Awalnya tanaman berwarna kekuning-kuningan, kemudian layu dan buahnya langsung rontok,” katanya.
Melihat kondisi ini, dipastikan para petani cabai terancam gagal panen. Sebab satu per satu tanaman layu dan mati, sehingga mereka mengalami kerugian.
“Sekarang petani banyak yang gagal panen, karena cuaca buruk yang terjadi di musim hujan ini. Padahal biaya perawatan cabai sangat mahal,” ujar Sungkono, petani di Pekon Gisting Permai, Kecamatan Gisting. (*)
Berita Lainnya
-
Guru Lulus PPPK di Tanggamus Diminta Setor Rp 5 - 8 Juta untuk Penempatan
Senin, 06 Mei 2024 -
Joko Santoso Siap Maju Pilbup Tanggamus 2024
Selasa, 16 April 2024 -
Menakar Bursa Bakal Kepala Daerah Tanggamus di Pilkada 2024
Minggu, 17 Maret 2024 -
PDI Perjuangan Amankan Kursi Ketua DPRD Tanggamus Periode 2024-2029
Kamis, 07 Maret 2024
Hal ini disebabkan bunga dan buah cabai rontok, serangan hama dan penyakit juga menyerang tanaman cabai.
Hujan disertai angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini berimbas buruk pada tanaman cabai, baik cabai besar (cabai merah) maupun cabai rawit. Hama trips sejenis tungau merusak bagian bunga, dan menyebabkan buah cabai rontok.
Padahal harga cabai merah maupun cabai rawit di tingkat petani saat ini berada dikisaran Rp40 ribu per kilogram
Pantauan di Kecamatan Kotaagung Timur, Gisting dan Sumberrejo, ditemui banyak tanaman cabai milik petani membusuk akibat diterjang hujan. Bahkan ada tanaman cabai petani yang belum sempat dipanen namun keburu mati.
Untung (55), salah seorang petani di Pekon Talang Rejo, Kecamatan Kotaagung Timur mengaku bingung dan resah melihat kondisi tanaman cabainya, yang kini tengah memasuki masa panen. Cabe rusak lantaran curah hujan yang masih tinggi, sejak awal tahun hingga hari ini.
Hampir satu hektare tanaman cabai miliknya mengalami kerusakan mulai rusak, rontok dan mati.
“Mungkin karena akibat terlalu banyak hujan menyebabkan akar tanaman menjadi busuk.Tanaman cabai milik saya mulai layu dan bunga serta buahnya rontok, bahkan mati" kata dia, Rabu (22/1).
Menurutnya, tanaman cabai baru saja berbuah dan akan memasuki musim panen, namun akibat diguyur hujan, banyak tanaman layu dan buahnya membusuk. Kondisi ini membuat dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. “Saya hanya pasrah, karena tanaman cabai mati meski telah dilakukan penyemprotan dengan sejumlah obat-obatan,” keluh Untung.
Hal senada juga diungkapkan Heru, petani di Pekon Argomulyo, Kecamatab Sumberejo. Menurutnya, saat terjadi hujan yang berlebihan, tanaman cabai memang sangat rentan terserang penyakit, khususnya penyakit busuk batang. Akibat serangan penyakit yang disebabkan jamur ini membuat buah cabai rontok.
“Awalnya tanaman berwarna kekuning-kuningan, kemudian layu dan buahnya langsung rontok,” katanya.
Melihat kondisi ini, dipastikan para petani cabai terancam gagal panen. Sebab satu per satu tanaman layu dan mati, sehingga mereka mengalami kerugian.
“Sekarang petani banyak yang gagal panen, karena cuaca buruk yang terjadi di musim hujan ini. Padahal biaya perawatan cabai sangat mahal,” ujar Sungkono, petani di Pekon Gisting Permai, Kecamatan Gisting. (*)
- Penulis : Sayuti
- Editor :
Berita Lainnya
-
Senin, 06 Mei 2024
Guru Lulus PPPK di Tanggamus Diminta Setor Rp 5 - 8 Juta untuk Penempatan
-
Selasa, 16 April 2024
Joko Santoso Siap Maju Pilbup Tanggamus 2024
-
Minggu, 17 Maret 2024
Menakar Bursa Bakal Kepala Daerah Tanggamus di Pilkada 2024
-
Kamis, 07 Maret 2024
PDI Perjuangan Amankan Kursi Ketua DPRD Tanggamus Periode 2024-2029