Panen Melimpah, Harga Buah Durian di Tanggamus Anjlok
Saat musim durian, para petani ramai menunggu durian jatuh di kebun. Seperti petani di Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kotaagung Timur, Tanggamus. Foto: Sayuti
Tanggamus - Musim durian tahun 2020
ini sepertinya kurang berpihak pada para petani durian di Kabupaten Tanggamus.
Meski panen melimpah, namun kualitas durian menurun. Dampaknya, harga durian
menjadi rendah.
Seperti
yang dialami petani di Kecamatan Kotaagung Timur, Kotaagung, Kotaagung Barat
dan Wonosobo yang selama ini dikenal sebagai wilayah penghasil durian terbaik
di Kabupaten Tanggamus.
Mulyadi (40), salah seorang petani durian di Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kotaagung Timur mengaku, panen durian tahun ini sama seperti panen tahun sebelumnya, di mana banyak durian yang rasanya hambar. Kendati hasil panen tetap banyak seperti biasa. Sehingga, tak sedikit pesanan dari para pelanggan yang ditolak.
“Kualitas durian selama tiga tahun ini kurang baik. Rasanya kebanyakan hambar. Padahal tahun ini buahnya banyak, satu pohon besar biasanya puluhan sampai seratusan buahnya,” kata dia, Senin (6/1/2020).
Menurutnya, hampir separuh buah durian yang dihasilkan setiap pohon rasanya hambar. Ia mencontohkan, satu pohon besar durian menghasilkan 100 buah, separuh di antaranya hambar.
“Kondisi ini berpengaruh anjloknya harga durian. Pembeli biasanya untung-untungan, kalau nasib baik dapet durian manis, pas apes dapet yang hambar. Harganya dikisaran Rp20 ribu per gandeng," katanya.
Hal senada juga diungkapkan, Agus (45). Petani di Kecamatan Kotaagung Barat ini mengatakan, hambarnya rasa buah durian membuat petani hanya bisa pasrah.
"Para tengkulak jadi jual mahal, mereka nawar durian semaunya, satu pohon dengan 70 buah durian ditawar hanya Rp600 ribu, ga nyampe Rp10 ribu satunya," ujarnya.
Sejumlah
pedagang durian juga mengaku bahwa kualitas rasa durian tahun ini mengalami
sedikit penurunan. Salah satu pedagang durian di Kecamatan Wonosobo, Rifwan
mengaku citarasa durian yang dijual tahun ini kurang bagus. Di mana, durian
banyak yang aromanya kurang sedap, dan rasanya hambar.
"Banyak yang anyep (hambar). Tapi, kondisinya masih mending, masih banyak pelanggan yang datang untuk beli durian, tapi harganya tidak bersaing (anjlok). Banyak yang kita tolak permintaan durian, takut kecewa pembelinya," katanya.
Dikatakannya, buah durian ia dapatkan dari para petani sekitar rumahnya yang jadi sentra penghasil durian varietas lokal.
Tahun ini, ia berharap mampu meraup untung berlipat saat musim durian mulai Januari hingga Februari 2020. Sementara ini, ia mampu meraup omzet Rp500 ribu per pekannya. Dan mampu menjual 50 buah durian setiap harinya.
"Kalau kualitas duriannya bagus bisa 100 buah laku, dan untungnya bisa dua kali lipat, tapi tahun ini untungnya tipis, tapi lumayanlah," imbuhnya. (*)
Berita Lainnya
-
Di Balik Ngobarmas, Cerita Perjuangan Warga di Daerah Terisolasi Tanggamus
Sabtu, 01 November 2025 -
Dinilai Ingkar Janji, Pemkab Tanggamus Langsung Mantapkan Pembangunan Jalan Penghubung di Pematangsawa
Jumat, 31 Oktober 2025 -
PLN Gerak Cepat Perbaiki Kabel Listrik Menjuntai di Way Tuba Tanggamus
Rabu, 29 Oktober 2025 -
Pemkab Tanggamus Dinilai Ingkar Janji Soal Pembukaan Jalan Way Nipah–Tampang Tua
Rabu, 29 Oktober 2025
Seperti
yang dialami petani di Kecamatan Kotaagung Timur, Kotaagung, Kotaagung Barat
dan Wonosobo yang selama ini dikenal sebagai wilayah penghasil durian terbaik
di Kabupaten Tanggamus.
Mulyadi (40), salah seorang petani durian di Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kotaagung Timur mengaku, panen durian tahun ini sama seperti panen tahun sebelumnya, di mana banyak durian yang rasanya hambar. Kendati hasil panen tetap banyak seperti biasa. Sehingga, tak sedikit pesanan dari para pelanggan yang ditolak.
“Kualitas durian selama tiga tahun ini kurang baik. Rasanya kebanyakan hambar. Padahal tahun ini buahnya banyak, satu pohon besar biasanya puluhan sampai seratusan buahnya,” kata dia, Senin (6/1/2020).
Menurutnya, hampir separuh buah durian yang dihasilkan setiap pohon rasanya hambar. Ia mencontohkan, satu pohon besar durian menghasilkan 100 buah, separuh di antaranya hambar.
“Kondisi ini berpengaruh anjloknya harga durian. Pembeli biasanya untung-untungan, kalau nasib baik dapet durian manis, pas apes dapet yang hambar. Harganya dikisaran Rp20 ribu per gandeng," katanya.
Hal senada juga diungkapkan, Agus (45). Petani di Kecamatan Kotaagung Barat ini mengatakan, hambarnya rasa buah durian membuat petani hanya bisa pasrah.
"Para tengkulak jadi jual mahal, mereka nawar durian semaunya, satu pohon dengan 70 buah durian ditawar hanya Rp600 ribu, ga nyampe Rp10 ribu satunya," ujarnya.
Sejumlah
pedagang durian juga mengaku bahwa kualitas rasa durian tahun ini mengalami
sedikit penurunan. Salah satu pedagang durian di Kecamatan Wonosobo, Rifwan
mengaku citarasa durian yang dijual tahun ini kurang bagus. Di mana, durian
banyak yang aromanya kurang sedap, dan rasanya hambar.
"Banyak yang anyep (hambar). Tapi, kondisinya masih mending, masih banyak pelanggan yang datang untuk beli durian, tapi harganya tidak bersaing (anjlok). Banyak yang kita tolak permintaan durian, takut kecewa pembelinya," katanya.
Dikatakannya, buah durian ia dapatkan dari para petani sekitar rumahnya yang jadi sentra penghasil durian varietas lokal.
Tahun ini, ia berharap mampu meraup untung berlipat saat musim durian mulai Januari hingga Februari 2020. Sementara ini, ia mampu meraup omzet Rp500 ribu per pekannya. Dan mampu menjual 50 buah durian setiap harinya.
"Kalau kualitas duriannya bagus bisa 100 buah laku, dan untungnya bisa dua kali lipat, tapi tahun ini untungnya tipis, tapi lumayanlah," imbuhnya. (*)
- Penulis : Sayuti
- Editor :
Berita Lainnya
-
Sabtu, 01 November 2025Di Balik Ngobarmas, Cerita Perjuangan Warga di Daerah Terisolasi Tanggamus
-
Jumat, 31 Oktober 2025Dinilai Ingkar Janji, Pemkab Tanggamus Langsung Mantapkan Pembangunan Jalan Penghubung di Pematangsawa
-
Rabu, 29 Oktober 2025PLN Gerak Cepat Perbaiki Kabel Listrik Menjuntai di Way Tuba Tanggamus
-
Rabu, 29 Oktober 2025Pemkab Tanggamus Dinilai Ingkar Janji Soal Pembukaan Jalan Way Nipah–Tampang Tua









