• Jumat, 04 Oktober 2024

Pembangunan Kawasan Wisata Tubaba Melalui Perencanaan Yang Matang

Jumat, 25 Oktober 2019 - 10.40 WIB
570

Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat - Membentuk daerah yang bukan tujuan dan bukan perlintasan serta tidak memiliki apa-apa tentunya dibutuhkan Perencanaan Pembangunan yang cukup matang.

Terlebih, wilayah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) lahir pada tahun 2009 lalu (kurang lebih 10 tahun silam) dan kini perlahan daerah yang berjuluk Bumi Ragem Sai Mangi Wawai ini telah telah menjadi daerah perlintasan karena dilintasi sekitar 36 kilometer Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan telah menjadi daerah tujuan wisata dari berbagai bangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tubaba.

Hasil sedemikian rupa adalah buah dari Rencana Pembangunan Daerah yang tentunya tidak mudah, namun dipimpin oleh Bupati Tubaba Hi. Umar Ahmad, SP dan Wakil Bupati Tubaba Hi Fauzi Hasan, SE., MM rupanya Kabupaten Tubaba semakin dikenal dengan daerah lintasan dan daerah tujuan.

Bukan hanya lokal, masyarakat dari berbagai daerah berkunjung berwisatawan di Kabupaten Tubaba. Para wisatawan berasal dari daerah tetangga di Provinsi Lampung, luar daerah Lampung bahkan tak jarang turis dari berbagai negara pun seringkali ke Kabupaten Tubaba. Sektor investasi pun menjanjikan di Tubaba ini, investor dari luar daerah banyak melirik dan menanamkan modalnya di Kabupaten Tubaba.

Selain infrastruktur, Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Kesehatan, serta sektor lainnya. Bupati dan Wakil Bupati Tubaba hingga saat ini fokus dalam pengembangan pembangunan yang mendukung untuk wisata budaya yang tentunya mampu menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat.

Mulai dari pelestarian bangunan tradisional masyarakat asli pribumi Lampung di lahan milik Pemkab Tubaba wilayah calon Kota Uluan Nurghik, Panaraganjaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah, telah berdiri rumah tenun tapis yang bersebelahan dengan Rumah Adat Suku Badui.

“Kain Tapis merupakan kain tradisional yang biasa digunakan dalam upacara-upacara adat atau ketika menghadiri acara-acara formal,” kata Bupati Tubaba Umar Ahmad, Kamis (24/10).

Oleh sebab itu, sambung Umar, Pembangunan Rumah Tenun Tapis di Kota Uluan Nughik tersebut diharapkan dapat menjadi generator pengembangan kawasan wisata alam berbasis budaya.

“Pengembangan kawasan wisata ini meliputi bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pusat informasi dan budaya, jembatan budaya, rumah-rumah adat, gardu pandang, pusat cinderamata, dan juga rumah tenun Tapis,” jelas Umar.

Menurutnya dalam pembangunan tersebut, memiliki konsep dengan mengumpulkan beberapa bangunan tradisional Lampung yang sudah pernah berdiri puluhan hingga ratusan tahun dan kembali didirikan pada satu lokasi khusus di Tubaba. Terhitung sudah terdapat 5 (lima) unit rumah tradisional yang sedang didirikan di lokasi ini.

“Seluruh bangun rumah tradisional masyarakat Lampung yang didapat dari berbagai daerah dipindahkan ke Tubaba dan diperbaiki, itu material kayu jaman bebuyutan kita orang Lampung yang sudah ratusan tahun, sehingga nantinya kawasan tersebut dijadikan berbagai pusat aktivitas yang memiliki sejarah kehidupan orang Lampung," paparnya.

Upaya menjadikan Kabupaten Tubaba menjadi daerah tujuan, Bupati Umar Ahmad terus berinovasi dalam berbagai pengembangan ikon wisata. Diseberang lokasi Rumah Tradisional Lampung, terlebih dahulu telah dibangun Rumah Adat Suku Badui yang sudah terkenal kesederhanaannya. Terlihat dari kontur tanah yang masih miring dan tidak digali demi menjaga alam yang sudah memberi mereka kehidupan.

"Rumah-rumah di sana dibangun dengan batu kali sebagai dasar pondasi, karena itulah tiang-tiang penyangga rumah terlihat tidak sama tinggi dengan tiang lainnya," jelas Bupati.

Selanjutnya, di Kecamatan Lambu Kibang akan dijadikan Pilot Projects Pembangunan Eko Wisata Danau (Embung) yang saat ini sedang proses secara bertahap. Di samping itu, wilayah Kabupaten Tubaba khususnya Kecamatan Lambu Kibang akan dijadikan pusat Bambu, mulai dari kebun bambu, bangunan bambu, hingga produksi olahan berbahan dasar bambu.

Kali ini, Pemkab Tubaba kembali membangun wisata baru berupa Taman wisata Kura-Kura di Komplek Agrowisata, Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah. Wakil Bupati Tubaba, Fauzi Hasan mengatakan, Taman Wisata Kura-Kura tersebut saat ini kondisinya telah selesai dan siap untuk dikunjungi masyarakat khusus yang ingin mengetahui jenis kura-kura yang ada di Indonesia.

Pembangunan taman itu telah selesai saat akhir Ramadhan lalu, diketahui pembangunannya dimulai pada awal Ramadhan 1440 H kemarin dengan diberi nama Taman Bejukew. Ditambah lagi jalur bersepeda yang starnya di Tiyuh Tirta Makmur dengan panjang jarak tempuh puluhan bahkan sampai lebih 100 Kilometer.

“Selama Idul Fitri ini sudah ada yang berkunjung ke taman ini, meski belum terlalu ramai, mungkin karena masih banyak orang yang belum tau keberadaan taman ini.”jelas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tubaba ini.

Ditambah lagi, Pemkab Tubaba akan membangunan Museum Etnografi Sumatera. Terkait rencana tersebut, Bupati Tubaba Umar Akhmad bersama aristek Gede Krisna (penggiat etnografi) dan organisasi terkait perangkat daerah, mulai melakukan survei ke beberapa daerah di Pulau Sumatera.

Survei tersebut sebagai upaya pendokumentasian barang-barang yang akan menjadi koleksi museum. Museum Etnografi yang akan menjadi sarana pendokumentasian sekaligus sarana penelitian ilmiah perkembangan sejarah, antropologi dan sosial budaya masyarakat di Pulau Sumatera pada Bulan September kemarin.

Sejumlah daerah di Pulau Sumatera ini dikunjungi oleh Bupati Tubaba serombongan, bahkan, sebagai bentuk apresiasi dan dukungan rencana Pembangunan Museum Etnografi ini, sejumlah pemerintah daerah yang pernah dikunjungi oleh Rombongan Bupati Tubaba berbalik berkunjung ke Bumi Ragem Sai Mangi Wawai.

Bangunan terdahulu yang telah menjadi primadona di Kabupaten Tubaba saat ini yaitu, Kompleks Dunia Akhirat yang didalamnya terdapat Masjid Baitusshobur Islamik Center dan Balai Adat atau Sesat Agung Bumi Gayou. Sebelumnya telah dibangun Taman Buah Agrowisata di Pulung Kencana, saat ini pula sedang dibangun Pasar Tradisional Pulung Kencana yang mengadopsi payung-payung di Masjid Nabawi Madinah.

Tak jauh dari Islamik Center terdapat Tugu Naga yang merupakan kereta kencana yang ditunggangi dua ekor naga dan ditumpangi oleh dua pasangan pengantin. Ini menceritakan kendaraan pengantin masyarakat Tubaba jaman dulu yang bernama Tugu Rato Nago Busanding. Kemudian, Tugu Megou Pak yang berdiri gagah di Jalan Liter Es Tiyuh Panaragan Kecamatan Tulangbawang Tengah.

"Masih banyak lagi yang harus dilakukan, hanya saja kita masih terbatas dengan anggaran. Tetapi tidak menutup kemungkinan kita mampu menjadikan Kabupaten Tubaba ini sebagai tujuan wisata terunik di Indonesia. Dengan harapan, dukungan dari seluruh elemen masyarakat," tukas Umar mengakhiri perbincangan. (Adv)

Editor :