• Rabu, 06 November 2024

Diduga Proyek Jalan Provinsi di Way Kanan Senilai Rp27 Miliar Sarat Mainan

Kamis, 03 Oktober 2019 - 07.54 WIB
397

Kupastuntas.co, Way Kanan - Pengerjaan dua paket proyek jalan rigit beton senilai Rp27 miliar melalui APBD Provinsi Lampung di wilayah Kabupaten Way Kanan, diduga banyak kejanggalan dan tidak sesuai bestek.

Kedua paket proyek rigit beton itu dikerjakan oleh dua perusahaan, yakni PT Segitiga Permai Perkasa dan PT Indoteknik Prima Solusi. Dari informasi yang dihimpun Kupas Tuntas, meskipun berbeda nama, namun diduga kedua perusahaan itu dimiliki satu pengusaha atau kontraktor.

PT Segitiga Permai Perkasa mengerjakan paket proyek peningkatan jalan ruas Blambangan Umpu-Sri Rejeki senilai Rp11.100.850.000.  Sementara PT Indoteknik Prima Solusi mengerjakan paket proyek pembangunan ruas jalan Sri Rejeki-Pakuan Ratu senilai Rp16.587.210.000.

Pantauan di lokasi, Rabu (2/10/2019), dalam pengerjaan proyek jalan ruas Blambangan Umpu-Sri Rejeki pihak perusahaan tidak memasang plang proyek. Sehingga, warga tidak mengetahui spesifikasi proyek yang sedang dikerjakan.

Sementara untuk pengerjaan proyek rigit beton di ruas jalan Sri Rejeki-Pakuan Ratu pihak perusahaan sudah memasang plang proyek. Namun, dalam plang proyek itu tidak disebutkan panjang dan lebar jalan yang sedang dikerjakan.

Selain itu, dalam pengerjaan jalan rigit beton ditemukan sejumlah kejanggalan. Diantaranya, kegiatan pemadatan badan jalan setelah penyiraman sabes hanya menggunakan eskavator. Padahal, semestinya pemadatan menggunakan alat berat jenis vibro agar tanah menjadi padat dan tidak labil lagi.

Kejanggalan lainnya, untuk pemakaian besi hanya menggunakan besi 10 inci dan 8 inci banci, untuk membuat kerangka penguat badan jalan sebelum dicor. Pemasangan cincin untuk kerangka besi juga berjarak 30 cm. Informasi yang didapat Kupas Tuntas, semestinya besi yang digunakan adalah besi 8 dan 10 inci cash dan jarak pemasangan cincin paling jauh 15 cm.

Saat Kupas Tuntas mencoba mengkonfirmasi pihak kontraktor dengan mendatangi basecamp proyek tersebut, ditemukan plang proyek peningkatan jalan ruas Blambangan Umpu-Sri Rejeki senilai Rp11.100.850.000 hanya disimpan di dalam basecamp.

Gunawan selaku bagian quality control proyek tersebut saat dihubungi menjawab lebih banyak tidak tahu dengan proyek yang sedang dikerjakan.

"Kalau soal plang proyek yang tidak dipasang saya tidak tahu pak, kenapa tidak dipasang di lokasi,” kata Gunawan. Demikian pula saat ditanya besi cor-coran yang dipakai, ia juga menyatakan tidak tahu.

"Saya juga tidak tahu berapa ukuran besinya pak yang dipakai," ungkapnya. Ia menyatakan, tim pelaksana maupun penanggung jawab proyek jarang ada di lokasi.

Warga setempat menuturkan, mereka tidak bisa memantau langsung pengerjaan proyek karena plang proyek tidak ada di lokasi. Kalaupun ada, tidak tercantum secara lengkap spesifikasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

“Bagaimana mau mantau, plang proyek saja tidak ada. Kalau ada yang dipasang tidak lengkap datanya. Jadi kami tidak tahu banyak dengan proyek tersebut,” kata warga setempat yang enggan ditulis namanya ini.

Sementara itu, Ketua LSM Patriot Indonesia (PI) Way Kanan, Sarnubi mengatakan proyek pembangunan jalan rigit beton yang dilaksanakan oleh dua perusahaan itu diduga tidak sesuai bestek dan banyak kejanggalan.

"Kami melihat ada kejanggalan, pertama tidak dipasang plang proyek untuk ruas jalan Blambngan Umpu-Sri Rejeki yang sedang dikerjakan. Justru plang proyek disimpan di basecamp tempat pekerja menginap,” ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk plang proyek ruas jalan Sri Rejeki-Pakuan Ratu sudah dipasang di lokasi kegiatan. Namun, lanjut dia, dalam plang proyek itu tidak ada penjelasan pajang dan lebar ruas jalan yang dikerjakan.

“Info yang saya terima, ini nama PT-nya memang beda, tapi yang mengerjakan tetap satu kontraktor. Selain itu, tim pelaksana maupun penangung jawab jarang ada di lokasi. Yang ada cuma pengamanan dari pihak kepolisian dan pekerja," ungkapanya.

Masih kata Sarnubi, pekerjaan rigit beton ini diduga tidak sesuai bestek karena penyebaran sabes tidak dipadatkan dengan vibro, hanya mengunakan eskavator.

"Landasan rigit yang mereka kerjakan benar mengunaka sabes, tapi tidak dipadatkan mengunakan vibro. Seharusnya selesai ditaburkan batu, lalu dipadatkan dengan vibro supaya tanah tetap terjaga dan tetap kokoh dan tidak labil lagi. Tapi ini malah pakai eskavator, sehingga tanahnya tetap labil,” terang dia.

Ia mengaku, sudah beberapa kali ke lokasi itu, namun tidak pernah menemukan tim pelaksana maupun penangungjawab proyek yang menelan anggaran Rp27 miliar lebih tersebut. (Sandi)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Kamis, 03 Oktober dengan judul "Proyek Jalan Provinsi Rp27 M Sarat Mainan"

https://youtu.be/bGPgD1WJFPU

Editor :