• Selasa, 08 Juli 2025

Kelangkaan Gas Elpiji Melon di Tanggamus Meluas, Warga Mulai Resah

Rabu, 07 Agustus 2019 - 17.18 WIB
139

Kupastuntas.co, Tanggamus - Kelangkaan gas elpiji isi 3 kilogram di Kabupaten Tanggamus kian meluas. Setelah ditelusuri kelangkaan juga terjadi di Kecamatan Gisting, Talangpadang, Sumberejo hingga Kecamatan Pulaupanggung.

Operasi pasar yang digelar Pemkab Tanggamus bekerjasama dengan PT. Pertamina di lapangan Merdeka Kotaagung, Rabu (7/8/2019), ternyata belum mampu mengatasi kelangkaan gas elpiji isi 3 kilogram tersebut.

Padahal dalam operasi pasar gas elpiji yang dimulai pukul 12.00 WIB tersebut menyediakan sebanyak 1.120 tabung gas melon yang diangkut dua mobil truk. Tapi kenyataannya masih banyak warga Kecamatan Kotaagung yang terpaksa gigit jari, karena tidak kebagian gas elpiji.

"Dalam operasi pasar kali ini, menyediakan sebanyak 1.120 tabung gas elpiji isi 3 kilogram. Warga cukup menyerahkan fotocopi KTP atau KK, dan setiap keluarga diberi jatah dua tabung gas, dengan harga Rp16.500 per tabung. Ini khusus untuk warga Kecamatan Kotaagung," kata Mufit, staf Ekobang Pemkab Tanggamus, disela-sela operasi pasar di Lapangan Merdeka Kotaagung, Rabu (7/8/2019).

Meski menurut Mufit yang didampingi Irhamsyah Kundo, gas elpiji dalam operasi pasar kali ini merupakan kuota tambahan dalam upaya memenuhi kebutuhan gas elpiji menghadapi Idul Adha, tapi kelangkaan gas elpiji justru semakin meluas.

Bila sebelumnya kelangkaan terjadi di Kecamatan Kotaagung, Kotaagung Barat dan Kotaagung Timur. Kelangkaan gas elpiji juga terjadi di Kecamatan Gisting, Talangpadang, Sumberejo hingga Kecamatan Pulaupanggung.

"Sudah lebih seminggu ini gas melon sulit didapat, kalau bisa dibilang langka. Warga sudah resah, apalagi mau menghadapi lebaran haji," kata Yadi (30), salah seorang warga Kecamatan Pulaupanggung.

Novi (38), salah seorang warga Kecamatan Talangpadang juga mengeluhkan sulitnya mendapat gas elpiji tabung melon. Setiap ada pengiriman dari agen ke pangkalan, langsung diserbu oleh pembeli dan pengecer.

”Saya sudah tiga hari gak dapet gas. Kalau masak nasi ada magic com. Kalau ikan dan sayur terpaksa beli mateng," katanya.

Sementara sejumlah pengecer gas elpiji di Kecamatan Sumberejo mengaku, sudah lebih dari dua pekan tidak mendapatkan pasokan secara normal dari pangkalan. Alasannya sudah keburu habis diborong oleh warga dan pengecer lain.

”Kalaupun saya dapat jatah dari pangkalan, paling saya bisa beli 10 sampai 20 tabung. Dalam hitungan kurang sejam sudah habis,” ujar Rudi, seorang pengecer di Kecamatan Sumberejo.

Maryadi, salah seorang warga Kecamatan Gisting menuturkan, saat ini warga sudah mulai resah dengan langkanya gas elpiji 3 kilogram. Ia dan warga lainnya rela berkeliling jauh dari tempat tinggalnya untuk memburu tabung gas tersebut.

“Sudah seminggu lebih susah mendapat gas elpiji melon. Pengecer dekat rumah pada kosong semua. Sekalinya dapat tempatnya jauh dan harganya mahal. Bila biasanya Rp20 ribu jadi Rp25 ribu bahkan Rp30 ribu,” kata dia.

Meskipun harga diatas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp16.500 per tabung gas isi 3 kilogram, warga tak mempermasalahkannya. Dengan sekejap, warga yang mengetahui keberadaan tabung gas itu langsung membelinya tanpa pikir panjang lagi.

"Harga tak jadi masalah, yang penting gas nya ada. Karena ini kebutuhan pokok, karena setelah minyak tanah diganti gas, minyak tanah susah dan harganya juga mahal," kata Sri, warga Kecamatan Gisting.

Terpisah, sejumlah warga Kecamatan Kotaagung mempertanyakan kebijakan Pemkab Tanggamus yang tidak mencantumkan Kecamatan Kotaagung Timur dalam operasi pasar, padahal hingga Rabu (7/8/2019), kelangkaan gas masih terjadi.

"Informasinya Kotaagung Timur tidak dapat jatah operasi pasar. Ini ada apa, padahal kelangkaan gas masih terjadi di Kotaagung Timur," kata Susi, salah seorang warga Kotaagung Timur.

Kepastian Kecamatan Kotaagung Timur tidak mendapat "jatah" operasi pasar dibenarkan Mufit, staf Ekobang. "Kotaagung Timur tidak ada operasi pasar. Yang dapat hanya Kotaagung, dan besok (Kamis, 8/8/2019) operasi pasar di Gisting dan Talangpadang," kata Mufit. (Sayuti)

Editor :