Setelah Ikan Laut, Tanggamus Kini Disiapkan Jadi Sentra Ikan Tawar

Kupastuntas.co, Tanggamus - Jika selama ini dikenal sebagai penghasil ikan tangkap (ikan laut), Kabupaten Tanggamus kini menyiapkan diri menjadi sentra ikan air tawar.
Bupati Tanggamus, Dewi Handajani, optimistis daerahnya bisa menjadi sentra ikan air tawar, karena ditopang sumber daya alam dan sumber daya manusia yang handal serta ketersediaan air baku sepanjang waktu.
Untuk tujuan tersebut, Pemkab Tanggamus akan mengupayakan pemberian bantuan bagi pembudidaya ikan air tawar.
"Apalagi usaha ini merupakan salah satu usaha yang menjanjikan, karena permintaan pasar yang cukup tinggi, tetapi kemampuan kita masih kekurangan dan perlu banyak pembenahan,” kata Dewi saat panen raya ikan air tawar jenis ikan nila jantan ras CP, di Pekon Gunung Meraksa, Kecamatan Pulaupanggung, Rabu (27/02).
Dewi mengakui, jika dilihat dari angka konsumsi ikan masyarakat Tanggamus masih cukup rendah, yakni 30 kilogram pertahun, dimana angka nasionalnya adalah 50 kilogram pertahun.
"Tentunya ini menjadi tugas kita bersama agar masyarakat lebih meningkatkan konsumsi ikan dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Dewi juga menghimbau agar produksi ikan air tawar yang ada dapat dikembangkan pengolahannya oleh kelompok UMKM, agar memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
“Ayo jangan hanya dijual ikannya saat panen, tetapi juga dapat diolah menjadi produk olahan, seperti abon, nugget, ikan asap, fillet dan lain-lain, sehingga memberikan nilai tambah dan meningkatkan ketahanan pangan," katanya.
Budidaya ikan nila CP ini dikelola Kelompok Petani Ikan (Pokdakan) "Jaya Bersama" Pekon Gunung Meraksa, Kecamatan Pulaupanggung yang berdiri pada tahun 2015.
Ketua Pokdakan "Jaya Bersama", M. Suad menuturkan, budidaya ikan nila saat ini menjadi primadona di Tanggamus, hal itu seiring meningkatnya konsumsi ikan air tawar. Tapi sayangnya, melonjaknya permintaan, tidak diimbangi dengan kemampuan produksi ikan nila di wilayah tersebut.
"Permintaan ikan air tawar seperti nila, mas, lele dan patin di Tanggamus cukup tinggi. Tapi sebagian besar justru dipasok dari Pringsewu dan Metro," kata M. Suad.
Kondisi ini ironis dengan potensi perikanan yang melimpah di Tanggamus. Dimana lingkungan di Tanggamus sangat mendukung sekali untuk budidaya ikan tawar seperti nila. “Nila sangat cocok dibudidayakan di air bersuhu rendah seperti Tanggamus ini dan lebih kuat atas serangan penyakit," ujar Suad.
Potensi lainnya dari sisi harga nila yang terus meningkat. Dimana sebelumnya dikisaran Rp25 ribu per kilogram, dan kini rata-rata Rp 27 ribu per kilogram. Dimana kenaikan harga nila ini diakibatkan adanya pergeseran minat konsumen masyarakat ke ikan nila. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Serangan Buaya Kembali Terjadi di Tanggamus, Warga Desak Pemerintah Segera Ambil Tindakan
Senin, 30 Juni 2025 -
Lansia di Tanggamus Tewas Diterkam Buaya Saat Buang Air di Sungai Way Semaka
Senin, 30 Juni 2025 -
Satu Jemaah Haji Asal Tanggamus Wafat di Madinah, 386 Jemaah Pulang ke Tanah Air
Senin, 30 Juni 2025 -
Letkol Inf Dwi Djunaidi Mulyono Jabat Dandim 0424/Tanggamus yang Baru
Senin, 30 Juni 2025