• Rabu, 09 Oktober 2024

Warga Tubaba Manfaatkan Lahan Rawa untuk Dijadikan Kolam Ikan

Minggu, 07 Oktober 2018 - 21.56 WIB
663

Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat - Semakin sempitnya lahan dataran tinggi untuk bercocok tanam membuat sebagian warga khususnya yang menetap di tiyuh-tiyuh pribumi di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) membuka lahan baru di tepi sungai, atau masyarakat sekitar menyebutnya lahan nyapah hingga lahan rawa sebagai lahan pertanian.

Namun, meskipun luas lahan nyapah hingga rawa sepanjang aliran sungai Tulangbawang Way Kiri dan Way Kanan sudah lebih dari sebagian besar tergarap dan ditanami singkong dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, masyarakat masih dihadapkan dengan resiko tinggi yakni meluapnya air sungai yang menyebabkan kebanjiran meskipun belum sampai tiba masa panen.

Sekitar dua sampai tiga tahun terakhir ini, masyarakat mulai memanfaatkan lahan rawa yang sudah tergarap tersebut dengan dibuatkan kolam (bulak/kanal) untuk perkembangbiakan ikan. Inisiatif ini muncul tentunya melihat bulak/kanal peninggalan nenek moyang yang kala itu dibuat secara manual.

"Kalau dulu, jaman kakek kita sekitar diatas 50 tahun yang lalu membuat bolak/kanal dengan cangkul. Bayangkan, yang namanya kanal itu luasnya tak terbatas, bahkan panjangnya mencapai ratusan meter tersebut digali oleh kakek buyut kita dengan menggunakan cangkul, skop, dan alat seadanya,"kata Maryusuf (43), Minggu (7/10/2018).

Warga Tiyuh Penumangan Kecamatan Tulangbawang Tengah ini menjelaskan, lahan nyapah hingga rawa miliknya berkisaran empat hektar. Namun, Maryusuf mengaku selama lahan tersebut digarap, ia belum pernah menikmati hasil keuntungan dari tanaman singkong yang ditanam.

"Yang jelas banjir sebelum masa panen, sementara modal kita per hektar itu lebih dari 15 jutaan,"cetus dia yang diamini warga lainnya.

Tahun-tahun terlewatkan, sampai tahun ini lahan miliknya itu nyaris kembali lagi seperti hutan dan semak belukar.

"Saya melihat sudah banyak masyarakat membuat bolak/kanal, makanya di lahan ini saya buatkan berukuran dengan lebar 8,5 meter dan panjang 100 meter,"kata dia.

Mulyadi, warga lainnya juga mengatakan hal yang sama, untuk di Tiyuh Penumangan saja sudah sekitar seratusan warga yang membuat kanal/bolak tersebut dengan berbagai ukuran.

"Kalau jalan dulu secara manual, sekarang ini kita menggunakan alat berat excavator. Jadi, sekali excavator turun, bisa sepuluhan orang lebih yang bergotong royong menyewanya,"ucap dia.

Lebih lanjut Usman, Warga Tiyuh Pagar Dewa menjelaskan, pembuatan kanal/bolak tersebut tentunya tidak mengeluarkan modal yang besar. Sebab, terang dia, warga hanya mengeluarkan modal awal yakni menyewa alat berat excavator tersebut dan tidak ada modal lain lagi.

"Pembuatannya di musim kemarau seperti ini, ketika banjir air sudah masuk sendiri,"ujarnya.

"Setelah kanal jadi, kita cukup mengisinya dengan kayu-kayu ranting sesuai dengan kebutuhan yang fungsinya untuk rumah-rumah ikan. Setelah air meluap, ikan akan masuk sendiri dan berkembang biak di ranting-ranting pohon yang kita taruh tersebut, setelah kemarau seperti ini kita panen.

Jadi, tidak ada modal untuk beli bibit ikan, pakan ikan, dan lain sebagainya. Kita tinggal menunggu setahun sudah panen,"tuturnya. (Irawan/Bas/Lucky)

Editor :