Mantan Juara Dunia Angkat Besi Ini Galang Dana untuk Pengobatan Putranya
Kupastuntas.co, Pringsewu - Kisah perjuangan seorang mantan atlet juara dunia angkat besi Indonesia, Sri Winarni, dalam menyembuhkan putranya, Achmad Faris Taufik, yang mengidap kelainan bawaan sejak lahir, viral di media sosial.
Awalnya, kisah Winarni tersebar karena banyak yang mengunggah link donasi di kitabisa.com yang digagas oleh seorang penulis dan pegiat literasi, Maman Suherman. Hingga Selasa (31/7), siang, penggalangan dana yang terkumpul untuk putra Winarni telah mencapai sekitar Rp 140 juta, dari target Rp 300 juta.
Faris merupakan putra ketiga Sri Winarni, yang merupakan juara dunia angkat besi kelas 50 kg (1997), dan peraih perak angkat besi 53 kg di Olimpiade Sydney (2000). Sorak kemenangan, kalungan medali, dan pujian karena berhasil mengharumkan nama bangsa sudah pernah ia rasakan.
BACA : Sidang Gugatan Money Politik Masuk Tahap Pembentukan MajelisBACA : Ridho – Herman Tunggu Hasil Sidang MK
Namun kini, sang jawara tengah berjuang untuk pengobatan putranya yang sejak lahir mengidap Asteria Esofagus. Asteria Esofagus merupakan kelainan yang terjadi pada saluran kerongkongan yang tidak berkembang sebagaimana mestinya. Esofagus bagian bawah justru tersambung dengan saluran napas sehingga menyebabkan gangguan pernafasan, pencernaan, bahkan gangguan pada jantung.
Faris tidak bisa menelan makanan ataupun minuman, ia hanya bisa menjilatnya. Hal ini membuat berat badan Faris hanya berkisar 10 kg, jauh di bawah berat badan anak usia 2,5 tahun pada umumnya.
Selasa (31/7), Winarni mengisahkan, Faris pernah menjalani 2 kali operasi, yakni saat bayi dan ketika berusia 20 hari. Operasi selanjutnya akan dilakukan menunggu berat badannya mencapai 13 kg. Saat ini, Winarni telah membeli selang silikon seharga Rp 1-1,5 juta untuk dipasangkan pada Faris sebagai jalan masuk makanan dan minuman.
BACA : Ratusan Warga Datangi Kantor DPRD Pringsewu, Ada Apa?BACA : Jelang Musim Kemarau, Beberapa Daerah Ini Terancam Kekeringan
Selang itu harus diganti setiap 3 minggu sekali.
“Kami pakai uang pribadi, karena pengennya yang segera bisa cepat. Kalau BPJS harus tunggu," ujar Winarni.
Ia membelinya dengan dana pribadi karena ketika mengajukan BPJS, pelayanan yang diterima lambat. Saat ini Winarni bekerja sebagai karyawan di PT POS cabang Kabupaten Pringsewu, Lampung, demikian pula suaminya. Penghasilan yang dimiliki saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Faris, dan dua anaknya yang lain.
BACA : Kena OTT KPK Gilang Ramadan Dicoret, Ini PenggantinyaBACA : Jelang Penutupan, Beberapa LO Partai Antri Perbaikan Berkas
"Ya tidak cukup, kami sudah jual-jual apa yang kami punya, terakhir kami rencana mau jual rumah, tapi belum. Sudah pinjam-pinjam ke saudara juga," ujar Winarni lagi.
Sebelumnya, ia pernah menerima bantuan dari PT POS dan Persatuan Angkat Beban, Binaraga, dan Besi Seluruh Indonesia (PABBSI). Akan tetapi, belum bisa menutupi kebutuhan pengobatan yang mencapai Rp 300 juta.
Namun saat ini Kemenpora sudah menyatakan siap membantu pembiayaan perobatan putra Winarni. Ia pun mengaku sudah dihubungi pihak Kemenpora.
BACA : Ingin Fokus Nyaleg, Ketua Baznas Lamsel MundurBACA : Menit Akhir Pendaftaran Caleg Beberapa Partai Ganti Pemain
“Iya sudah dihubungi dan ada juga yang datang ke rumah. Saya berharap realisasi bantuan ini benar adanya sehingga proses penyembuhan putra saya berjalan lancar dan tak terkendala biaya lagi,” harapnya.
Kemenpora, melalui Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto, mengetahui persoalan itu lewat media sosial. Mereka pun siap turun tangan.
“Kami tahu dari media sosial dan saat ini kami sedang koordinasi internal terhadap dua hal. Pertama, kami perintahkan kepala PP ITKON untuk membantu aspek medis, bilamana perlu untuk bantuan tidak lanjut. Itu kan masalah special treatment dan kami anggap ini masalah urgent," kata Gatot di Kantor Kemenpora.
BACA : Gedung DPRD Tanggamus Rusak, Dewan Akan Anggarkan PerbaikanBACA : Tak Mampu Lengkapi Berkas, 5 Bacaleg PDIP Diganti
“Kemudian masalah apresiasi dalam bentuk lain, karena Winarni merupakan bagian dari the legend, kami sedang mencari prosedurnya karena ini ada di Deputi III. Setelah dapat kami bisa laporkan kepada bapak Menteri untuk ditindaklanjuti," ucap dia.
Kemenpora, lanjutnya, juga sudah berkoordinasi dengan Direktur BPJS, Fachmi Idris, untuk membantu percepatan penggunaan akses BPJS-nya.
“Hanya kami membutuhkan data untuk segera dilakukan percepatan," dia menambahkan. (Kps/dtk)
Berita Lainnya
-
MK Tolak Uji Materi Penyediaan Kotak Kosong di Pilkada Seluruh Daerah
Sabtu, 16 November 2024 -
Kemendagri Resmi Larang Kepala Daerah Sebar Bansos Jelang Pilkada
Kamis, 14 November 2024 -
Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC Terbanyak, Capai 1 Juta Lebih
Selasa, 12 November 2024 -
Pemerintah Antisipasi Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Mundur dari Jadwal
Senin, 11 November 2024