• Minggu, 06 Oktober 2024

Ini Pembelaan Dari Kemendikbud Terkait Lulusan SMK Susah Cari Kerja

Kamis, 10 Mei 2018 - 18.59 WIB
70

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Bakrun tidak sepenuhnya setuju pada anggapan bila kualitas pendidikan SMK menyebabkan lulusannya menyumbangkan jumlah pengangguran terbesar. Menurut Bakrun, besaran persentase yang disampaikan BPS itu seharusnya bisa dimaknai bahwa ada fenomena tersendiri pada lulusan SMK.

“Persentase itu, kan bukan angka kuantitatif. Jadi seharusnya perlu dilihat juga persentase dalam lima tahun terakhir. Tidak akan mungkin langsung berubah, tapi dari tren yang terlihat ada penguatan pada lulusan SMK,” kata Bakhrun.

Menurut Bakhrun, pemerintah saat ini telah merancang kurikulum yang sesuai dengan keinginan industri. Tak hanya itu, pihaknya juga terus menjalin kerja sama dengan industri guna meningkatkan peluang kerja bagi lulusan SMK.

Akan tetapi, Bakhrun tidak menampik bahwa lulusan SMK saat ini cenderung lebih ingin diakui sehingga ekspektasinya kepada lapangan kerja pun semakin tinggi. Oleh karena itu, Bakhrun menilai lulusan SMK menjadi kian selektif dalam urusan mencari kerja ketimbang mereka yang lulusan SD maupun SMP.

Baca Juga : Benarkah Lulusan SMK Siap kerja?

“Kalau dikatakan adanya mismatch,sebenarnya sudah sejak dulu untuk perguruan tinggi juga tidak ada yang match kecuali untuk yang memang menempuh pendidikan profesi,” kata Bakhrun.

Guna meningkatkan kualitas pendidikan SMK, Bakhrun menyebut pemerintah terus melakukan sinkronisasi antara kurikulum dengan kebutuhan dunia usaha. Selain itu, ia berpendapat bahwa kualitas dapat ditingkatkan lewat kerja sama yang erat dan mengembangkan kompetensi yang memang dibutuhkan saat ini.

Bakhrun mengatakan, kurikulum SMK sudah mengadaptasi kurikulum yang lebih modern ketimbang level pendidikan lain. Selain itu, ia juga mengklaim peminat untuk pendidikan SMK relatif meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Rata-rata kenaikannya setiap tahun mencapai 250 ribu siswa di seluruh Indonesia. (Tampan)

Editor :