Terkait Solawat Pancasila, Paguyuban Sawunggaling Minta Maaf
Kupastuntas.co, Jakarta – Paguyuban Sawunggaling minta maaf kepada para pejabat daerah serta tokoh agama terkait solawat Pancasila yang sempat viral di medsos (media sosial).
"Mereka juga tidak akan mengulangi lagi. Mereka mengatakan permohonan maaf secara terbuka pada saat kegiatan pertemuan itu," kata Kapolsek Lakarsantri Kompol Dwi Heri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (6/3/2018).
Hal tersebut terungkap dalam sebuah agenda mediasi yang digelar oleh Polsek Lakarsantri, Surabaya. Pihak-pihak yang hadir dalam agenda tersebut diantaranya ialah Camat, Danramil, penasihat MUI, Plt. Lurah Lidah Wetan, Ketua LPMK Lidah Wetan, dan perwakilan dari Paguyuban Sawunggaling, di Surabaya, belum lama ini.
"Video ritual kebangsaan dari Paguyuban Sawunggaling ternyata mendapat respon dari ulama di kecamatan Lakarsantri, maka kami melakukan mediasi," tuturnya.
Kapolsek mengaku. mediasi tersebut sangat penting demi mengantisipasi adanya upaya penunggangan isu dari pihak yang tak bertanggung jawab.
"Kami terus melakukan pemantaun atas dampak-dampak yang mungkin terjadi setelah mediasi. Kami harap kasus ini tidak akan terjadi lagi," ujar Dwi.
Sebelumnya, Kombes Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jawa Timur, menuturkan pihaknya hingga kini tengah melakukan koordinasi dengan MUI dan melakukan upaya penyelidikan berkaitan dengan video yang beredar di media sosial berkenaan dengan Selawat Pancasila.
"Kita lakukan lidik mengenai video dengan bacaan salawat yang menyimpang dan kita minta pendapat ke MUI," tuturnya, Selasa (6/2/2018).
Sebelumnya, Warga Surabaya dihebohkan dengan beredarnya video beberapa orang yang membaca solawat yang ditambahkan kata Pancasila, Nusantara, dan Indonesia. Video yang berdurasi sekitar 5 menit ini turut pula menampilkan sejumlah orang yang melakukan sebuah ritual dengan mengelilingi bendara merah putih dan beberapa benda pusaka, serta diterangi oleh lilin dengan bacaan salawat yang menyimpang.
Selawat tersebut berbunyi, "Shallallahu 'Ala Pancasila, Shallallahu 'Ala Nusantara, dan Shallallahu 'Ala Indonesia". Padahal, bacaan sholawat seharusnya adalah, "Shallallahu 'Ala Muhammad". Kabarnya lokasi ritual tersebut berlangsung di kawasan Lakarsantri, Surabaya, Jatim. (*)
Sumber : Cnn Indonesia
Berita Lainnya
-
MK Tolak Uji Materi Penyediaan Kotak Kosong di Pilkada Seluruh Daerah
Sabtu, 16 November 2024 -
Kemendagri Resmi Larang Kepala Daerah Sebar Bansos Jelang Pilkada
Kamis, 14 November 2024 -
Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC Terbanyak, Capai 1 Juta Lebih
Selasa, 12 November 2024 -
Pemerintah Antisipasi Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Mundur dari Jadwal
Senin, 11 November 2024