Musim Hujan, Pelayanan PDAM di Lampung Buruk
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pelayanan penyediaan air Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) baik di Kota muapun Kabupaten di Lampung dikeluhkan warga beberapa hari ini. Mulai keluhan air keruh sampai air tidak mengalir di Kota Bandar Lampung.
Warga kecamatan Tanjung Karang Timur mengeluhkan air PDAM yang bewarna coklat dan keruh. Sehingga warga tidak berani mengkonsumsi air PDAM tersebut.
“Kalau air keruhnya tetap diminum khawatir terjadi kenapa-napa, mau ndak maulah pakai air lama,” kata Elik (45) salah seorang warga Tanjung Karang Timur, Selasa (20/02/2018).
Elik mengaku belum melapor ke PDAM, hanya mempertanyakan permasalahan yang dialaminya kepada petugas pencatat meteran air.
”Kami bingung sampai sekarang enggak tau masalahnya apa,” ungkapnya.
Hal senada juga dikeluhkan, Uray (40) pelanggan PDAM lainnya, mempertanyakan soal kualitas air PDAM beberapa hari terakhir menurun alias keruh.
“Kualitas airnya jelek sekali, warna coklat kalau dari kantornya sih bilang mengalami kerusakan, tapi belum saya lihat lagi di rumah sudah jernih ngak airnya,”ungkapnya.
Sementara itu, Humas PDAM Way Rilau, Agung, mengakui bahwa ada beberapa wilayah yang kualitas airnya keruh. Hal ini disebabkan karena ada perbaikan pipa sekuler.
“Ada perbaikan jaringan pipa, sehingga aliran air menjadi keruh, karena sempat tersendat,”ujar Agung.
Selain itu, faktor hujan pun mempengarui kualitas air, namun ia berjanji permasalahan air keruh bisa teratasi secepatnya.
Permasalahan air PDAM pun terjadi juga di Kalianda, Lampung Selatan.
Sejak beberapa pekan ini, masyarakat yang berada di perumahan-perumahan Kelurahan Wayurang, Kecamatan Kalianda, mengalami krisis air bersih. Sebab selama 5 hari ini, air di PDAM tidak mengalir.
Salah seorang pelanggan PDAM warga Perumahan Ragom Muffakat II, sampai-sampai harus mencurahkan kekesalanya di laman akun facebook pribadinya. “Air enggak ngalir-ngalir,” tulis akun bernama Herry Herry.
Ia mengaku, bahwa selama ini dirinya membayar rutin tarif PDAM mencapi ratusan ribu Rupiah perbulan, namun kondisi dilapangan tidak terealiasi sesuai harapan.
“Bayar mah terus-terusan yakni Rp148.000/bulan, tapi kondisinya begini,” kata Herry.
Hal senada juga diungkapan oleh pelanggan lainnya, Chourinisa.
Ia mengaku, air PDAM sudah tidak mengalir sejak lima hari belakangan.
“Sama, ditempat saya juga sudah tidak mengalir selama lima hari ini. Mau mandi saja sampai numpang di rumah saudara di pasar,” kata Chourinisa.
Nisa menyebutkan, bila kondisi seperti ini adalah yang aneh. Pasalnya, sejak 2 bulan belakangan, Kota Kalianda selalu diguyur hujan setiap harinya. Sehingga, bila air tidak mengalir karena alasan debit air berkurang, itu hal yang mengada-ngada.
“Kalau sekarang ini kemarau, wajar suplai air minim. Saat inikan musim penghujan, tapi pendistribusian air jarang, kan anehkan itu,” sebutnya.
Semestinya, pihak PDAM Kalianda belum dapat memberikan kompensasi kepada pelanggan karena, penghitungan tarif pembayaran air bersih berdasarkan kubikasi penggunaan.
“Jangan bayar rutin, tapi air jarang hidup, itu namanya makan uang rakyat,” tegasnya.
Terpisah, Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Mulyadi Saleh pun sempat mengaku bingung dengan kondisi tersebut. Namun, Ia menduga hal itu dikarenakan adanya kerusakan/kebocoran pada pipa jaringan pendistribusian air.
“Kondisi pipakan sudah banyak yang tua, ini perlahan-lahan akan diperbaiki. Terkait dengan minimnya suplai air, kita akan koordinasikan ke pihak PDAM,” kata Mulyadi. (Wanda/Dirsah/Edu)
Berita Lainnya
-
Komitmen Tekan Angka Pengangguran, Elvira Beberkan Strategi Pemprov Lampung
Selasa, 05 November 2024 -
WR II UIN RIL Paparkan Materi Moderasi Beragama dalam Perspektif Teologi Agama
Selasa, 05 November 2024 -
LPPM Unila dan GMBI Lampung Barat Bahas Pendampingan Desa Wisata Srimenanti
Selasa, 05 November 2024 -
Harga Naik dan Potensi Produksi Tinggi, PTPN I Regional 7 Gaspoool
Selasa, 05 November 2024